Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEBIDANAN IV PATOLOGI "ABORTUS"


ASUHAN KEBIDANAN IV PATOLOGI
ABORTUS











NAMA KELOMPOK VII

1.        AMINATUN ZUHROH 
2.        KRISTIANINGRUM 
3.        SARI YUNI ANGGRAINI 
4.        KOMARIYAH 





PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA







KATA PENGANTAR


DAFTAR ISI
Halaman depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1.Definisi
2.2.Patofisiologi
2.3.Etiologi
2.4.Gejala Klinis
2.5.Dampak Abortus Dalam Kehamilan
2.6.Skema/bagan Penatalaksanaan abortus
BAB 3 TINJAUAN KASUS
BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2.Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA









BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
                 Dalam negara berkembang pada kehamilan tidak selalu berjalan dengan lancar dan baik, salah satunya terjadi abortus. Sehubungan dengan ini dan mengetahui sedini mungkin tanda-tanda terjadi abortus. Saat ini masih besar matluntt Slager dan Eistman “Abortus terjadi sekitar 10% dari keharnilan, dm abortus terjadi pada bulan ke 2-3 mencapai 80%.
Di Indonesia, bedasarkan undang-undang melakukan abortus buatan dianggap suatu kejahatan, merupakan tindak pidana yang terlasana. Akan tetapi abortus buatan sebagai tindakan pengobatan apabila itu salah satunya kalau untuk menolong jiwa dan kesehatan ibu serta sungguh sungguh dapat dipmggungjawabkan, dapat dibenarkan dan biasanya tidak di tuntut.
       Indikasi medis akan berubah-ubah menurut perkembangan ilmu kedokteran untuk melaku kan abortus, ada pula indikasi yang bersifat sosial, medis, hermenier, dan igenetis bukan semata-mata untuk menolong ibu, tetapi juga dengan pertirnbangan keseiamatan anak, jasmani, dan rohani.
Menurut beberapa penelitian, abortus abortus buatan paling banyak dilakukan orang golongan wanita yang bersuami, disebabkan karena banyak anak. tekanan ekonomi, dan sebagainya.
Keputusan untuk melakukan abortus buatan harus diambil oleh sekurang-kurangnya dua orang dokter dengan persetujuan tertulis dan wanita hamil atau suaminya atau keluarganya yang dekat dan dilakukan di suatu rumah sakit yang mempunyai cukup fasilitas untuk menger jakannya.
1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud  dengan Abortus?
2.      Apa patofisiologi dari abortus?
3.      Apa penyebab dari abortus tersebut?
4.      Apa gejala klinis dari abortus tersebut?






1.3   Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
      Diharapkan mampu melakukan Asuhan Kebidanan yang tepat.
1.3.2        Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan :
1.      Pengkajian
2.      Indentifikasi
3.      Menentukan antipasi masalah potensial.
4.      Indentifikasi kebutuhan segera
5.      Rencana Asuhan Kebidanan rasionalisasi dan implementasi
6.      Melaksanakan intervensi sesuai dengan kebutuhan
7.      Mengevaluasi kefektifan Asuhan Kebidanan yang diberikan




















BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1.DEFINISI
            Abortus Adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.( Sarwono, 2002:145 )
            Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (sarwono, 2009:460)
Keguguran atau abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.(manuaba,2010:287)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer arif, 2001:260)

2.2.KLASIFIKASI
Abortus dapat dibagi atas 2 golongan :   ( Rustam Mocthar 1998:211 )
1.          Abortus Spontan
     Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor mekanis ataupun medialis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor alamiah. Macam-macam abortus spontan:
a. Abortus Kompletus (Keguguran lengkap) Adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua    dan fetus) sehingga rongga rahim kosong.
b. Abortus Incompletus (Keguguran bersisa) Adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan placenta.
c. Abortus Insipien (Keguguran sedang berlangsung) Adalah abortus sedang berlangsung dengan ostium eksternum dan internum sudah terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
d. Abortus Iminens (Keguguran membakat) Adalah abortus membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan.
e. Missed Abortion Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada      dalam rahim yang tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
f. Abortus Habitualis (Keguguran berulang) Adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
g. Abortus Infektiosus dan Abortus Septik Adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septic adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toxinnya kedalam peredaran darah atau peritoneum.
2.         Abortus Provokatus
     Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat. Abortus ini dibagi dua :
1.    Abortus Medialis
     Adalah abortus dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan akan membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis ).
2.    Abortus Kriminalis
     Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

2.3.PATOFISIOLOGI
            Pada awal abortus terjadi pendarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
            Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8-14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga placenta hingga dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak pendarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janindikeluarkan lebih dahulu dari pada placenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mota kruenta, fetus kompresus, maserasi, atau pupiraseus.
( Kapita Selekta, 2002:261 )

2.4.ETIOLOGI
1.      Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Factor-faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
·         Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomni X.
·         Lingkungan tempat implantasi kurang sempurna.
·         Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol.
2.      Kelainan pada placenta, misalnya endarteritis vili koralis karena hipertensi menahun.
3.      Faktor maternal, misalnya pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
4.      Kelainan traktus genetalia seperti incompetensi serviks (untuk abortus pada trimester ke-2), retroversi uteri, mioma uteri, ada kelainan uterus.
( Kapita Selekta, 2002:261 )

2.5.GEJALA KLINIS
1)      Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan berlangsung terus menerus,
2)       Serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing didalam rahim, maka uterus &an berusaha mengelwkannya dengan mengadakan kontraksi.
3)       Amenorhoe atau terlambat haid kurang dari 20 minggu
4)      Sakit perut,mulas atau krami daerah atas simpisis , sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
5)      Biasanya berupa stolsel (darah beku)
6)      Sering terjadi infeksi
7)       Kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan

(kapita selekta, 2002:261)

2.6.Komplikasi
1)      Perdarahan (haemorrogrie)
2)      Perforasi
3)      Infeksi dan tetanus
4)      Payah ginjal akut
5)      Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan syok septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis)
6)      Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah
(kapita selekta, 2002:261)







2.7.SKEMA/ BAGAN PENATALAKSANAAN ABORTUS

 





























Penatalaksanaan keguguran
(manuabab,2010:292)

BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pengkajian tanggal: 19-3-2012  jam: 10.25 oleh: mahasiswa
3.1.1    Data Subyektif
3.1.1.1   Biodata
Nama Klien     :   Ny. N
Umur               :   31 tahun 
Agama            :   Islam
Suku/bangsa    :   Jawa/Indonesia
Pendidikan      :   SMA
Pekerjaan        :   Ibu Rumah Tangga
Penghasilan     :   -
Alamat            :   KebraonV/11 Sby
Nama Klien     :   Tn. M
Umur               :   35 tahun 
Agama            :   Islam
Suku/bangsa    :   Jawa/Indonesia
Pendidikan      :   SMA
Pekerjaan        :   Swasta

Penghasilan     :   ± 1.500.000/ bln
Alamat            :   KebraonV/11 Sby

3.1.1.2   Keluhan Utama
                        Ibu mengatakan hamil yang ke-2. Tidak haid 1 bulan. Mengalami perdarahan  berwarna merah segar dan encer setelah jatuh terpeleset dari kamar mandi ( 18 Juni 2007 ) dan perut bagian bawah nyeri.Ibu mengatakan khawatir dengan kondisi kehamilannya.
3.1.1.3   Riwayat Haid
·         Menarche        : 16 tahun
·         Siklus              : 1 bulan sekali tidak teratur
·         Lama               : 4 hari
·         Warna              : merah
·         Bau                  : anyir
·         Dismenorhea   : (-)
·         HPHT              : 8 April  2007
·         TP                    : 15 Januari 2008

3.1.1.4   Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No.
Suami ke
UK
Jenis Persalinan
Penolong
Penyulit
BB/PB
Jenis Kelamin
Hidup/
Mati
Meneteki
Riwayat KB
1.
I
9 bln
Spontan B
Bidan
Tidak ada
3400
3 tahun
1 tahun
pil
2.


H  A  M  I  L     I  N  I








3.1.1.5   Riwayat Kehamilan Ini
                        Ibu mengatakan bahwa kehamilan yang ke-2 tidak pernah minum jamu. Hamil ini belum periksa sama sekali. Tes hamil sendiri hasil positif tanggal 20 Oktober 2006. Keluhan yang dirasakan mual, muntah terutama pagi hari, kepala terasa pusing.
1.      Riwayat Perkawinan
          Ibu mengatakan menikah 1 kali saat usia 29 tahun lama perkawinan ± 4 tahun.
2.      Pola Hidup Sehari-hari
a.       Nutrisi
      Ibu mengatakan makan 3x sehari 1 porsi sedang dengan komposisi nasi, sayur, lauk. Minum 7-8 gelas per hari. Nafsu makan baik, kadang terasa mual ingin muntah.
b.      Pola Eliminasi
      Ibu mengatakan BAK lancar, warna kuning jernih, bau amoniak, tdak ada keluhan. BAB lancar setiap pagi, warna kuning tengguli, bau khas.
c.       Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 2 jam (12.00 – 14.00) tidur malam 8 jam (21.00 – 05.00).
d.      Pola Aktifitas
Ibu mengatakan sebagai Ibu Rumah Tangga melakukan kegiatan seperti memasak, mencuci, menyapu.



3.      Riwayat Kesehatan Klien
a.       Riwayat Penyakit yang Pernah atau Sedang Diderita
            Ibu menyatakan tidak menderita penyakit menular, menurun atau menahun seperti TBC, hepatitis B, Asma, jantung, Diabetes Militus, Hipertensi.
b.      Perilaku Kesehatan
            Ibu mengatakan tidak merokok, minum jamu, obat-obatan tanpa resep dokter.
c.       Personal Higiene
Ibu mengatakan mandi 2x per hari, ganti baju 2x per hari.
4.      Riwayat Kesehatan Keluarga
                  Ibu mengatakan keluarga tidak menderita penyakit menular, menurun dan menahun. Keluarga tidak ada keturunan kembar.
5.      Riwayat Psikososial dan Spiritual
                  Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung dan senang akan kehamilan ini. Kebiasaan atau kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan yaitu selamatan 7 bulanan masih dilakukan oleh klien. Tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu kecuali yang dilarang agama.
3.1.2    Data Objektif
Kesadaran : Composmentis
T     :  110/70 mmHg
              N    :  100 x/ menit
               S    :  36º C
               RR :  20 x/ menit
               Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan   : 51 kg          
Berat Badan sebelum hamil   : 50 kg
LiLa               : 24,5 cm


3.1.2.1  Pemeriksaan fisik
a.  Inspeksi
                Rambut       : hitam, bersih
Muka         : chloasma gravidarum tidak ada
Mata          : anemis tidak ada
                    icterus tidak ada
Hidung      : normal
Mulut        : sariawan tidak ada
Gigi           : caries tidak ada
Leher         : pembengkakan tidak ada
Payudara   : bentuk simetris, mamae membesa, putting susu menonjol,                             areola hiperpigmentasi, tidak terdapat benjolan.
Perut          : belum tampak membesar, tidak ada bekas operasi SC.
Ekstrimitas: atas : normal, odema tidak ada
                    Bawah : normal, odema tidak ada, varices tidak ada
Genetalia   : terdapat perdarahan pervaginam
Anus          : hemoroid tidak ada
b.      Palpasi
Leher         : tidak ada pembesaran vena jugularis
Payudara   : benjolan tidak ada
Perut          : Fundus Uteri  belum teraba, terdapat nyeri tekan, terdapat his.
c.       Auskultasi
Tidak dilakukan pemeriksaan DJJ
d.      Perkusi
Reflek patella        : kanan kiri positif
e.       Pemeriksaan dalam
      Pemeriksaan dalam tanggal 19-06-2007 jam 10.25 WIB ada perdarahan pada jalan lahir, tidak ada pembukaan servicks, dan service teraba lunak.

3.1.3        Data Penunjang
PPT     : positif

3.2  Analisa Data/ Diagnosa/ Masalah
Analisa Data
Diagnosa/ Masalah
S : Ibu mengatakan hamil yang ke-2.
 Ibu mengatakan tidak haid 1 bulan.
 Mengalami perdarahan berwarna merah segar dan encer setelah jatuh terpeleset dari kamar mandi ( 5 November 2006 ) dan perut bagian bawah nyeri.
GIIP10001 keh 9/10 minggu dengan Abortus iminens
O : keadaan ibu = lemah
    TTV :  T    = 110/70 mmHg
         RR = 20 x/ menit
         S    = 36º C
         N    =  100 x/ menit
         BB  = 51 kg
         LiLa= 24,5 cm
Vulva : terdapat perdarahan pervaginam, berwarna merah segar, pada pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan servic.


S : klien mengatakan khawatir dengan kondisi kehamilannya.
Cemas
O : Ibu tampak gelisah
      Ekspresi wajah tidak cerah
      TTV :
-          T    = 110/70 mmHg
-          RR = 20 x/ menit
-          S    = 36º C
-          N    =  100 x/ menit
-          BB  = 51 kg
-          LiLa= 24,5 cm


3.3  Diagnosa Potensial
3.3.1        Terjadi abortus insipien

3.4  Tindakan Segera
Ø  Dilakukan pemeriksaan USG
Ø  Pasien opname (MRS) bedrest

3.5  Intervensi
Diagnosa/ Masalah
Intervensi
Rasional
GIIP10001 keh 9/10 minggu
Abortus iminens


1.      Lakukan observasi keadaan umum klien
1)      Dengan melakukan observasi keadaan umum klien saat terjadi perdarahan diharapkan dapat segera diketahui tanda syok dan dapat ditangani secara dini.
Tujuan :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan
2.      Observasi TTV tiap 6 jam
2)      Dengan melakukan observasi TTV tiap 6 jam diharapkan dapat dipastikan tidak terjadi syok.
selama 24 jam perdarahan teratasi.

Kriteria :
§  TTV dalam batas normal
§  T   : 110/70 mmHg
N   : 69-100 x/ menit
RR : 16-24 x/ menit.
S    : 36º C - 37º C
§  Perdarahan berhenti.
§  Intake nutrisi dan output seimbang
3.      Observasi intake dan output



4.      Berikan HE tentang:
  • Perlunya tirah baring (bedrest)





  • Nutrisi






5.       Kolaborasi dengan dokter


6.      Perhatikan keluhan pasien
3)      Dengan melakukan observasi intake dan output diharapkan dapat mendeteksi adanya dehidrasi

4)       
  • Dengan melakukan tirah baring diharapkan dapat memperlancar aliran darah ke uterus dan mengurangi rangsangan mekanik

  • Dengan pemberian nutrisi yang cukup diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi  selama hamil dan meningkatkan daya tahan tubuh

5)      Dengan berkolaborasi dengan dokter diharapkan dapat dilakukan tindakan medis yang lebih lanjut
6)      Dengan memperhatikan keluhan pasien diharapkan dapat mengetahui seberapa jauh pengaruh perdarahan pada klien sehingga petugas kesehatan waspada

7.      Siapkan klien untuk USG dan jelaskan tujuan USG
7)       Dengan menyiapkan klien untuk USG dan menjelaskan tujuan USG diharapkan klien bisa mengerti apa yang dialaminya saat ini dan manfaat tindakan yang akan dilakukan

8.      Siapkan surat persetujuan untuk tindakan keperawatan dan opname

8)      Dengan menyiapkan surat persetujuan untuk tindakan keperawatan dan opname diharapkan dapat menjadi bukti tertulis yang berkekuatan hukum

Cemas

Tujuan :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan ±10
1.      Lakukan pendekatan dengan klien
1)      Dengan melakukan pendekatan dengan klien diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya klien dan keluarga sehingga klien lebih kooperatif
menit rasa khawatir dapat teratasi.

2.      Dampingi klien dan dengarkan keluhan
2)      Dengan mendampingi klien dan mendengarkan keluhan diharapkan dapat menunjukkan perhatian petugas terhadap keberadaan klien
Kriteria :
Rasa khawatir hilang, ekspresi wajah tenang,
TTV normal.
T   : 110/70 mmHg
N   : 69-100 x/ menit
RR : 16-24 x/ menit.
S    : 36º C - 37º C
3.      Anjurkan klien untuk berdo’a dan beri dorongan moril
3)      Dengan menganjurkan klien untuk berdo’a dan memberi dorongan moril diharapkan dapat membantu ketenangan klien
3.6  Implementasi
Tgl / jam
Diagnosa
Implementasi
19-03-2012
10.25
GIIP10001 keh 9/10 mg dengan abortus iminens
1.      Melakukan observasi keadaan umum klien
2.      Melakukan observasi TTV tiap 6 jam
T   : 110/ 70 mmHg
N   : 100 x/ menit
RR : 20 x/ menit
S   : 36º C
3.  Mengobservasi intake dan output
4.  Memberikan HE tentang:
§  Perlunya tirah baring (bedrest) untuk memperlancar aliran darah ke uterus dnn mengurangi rangsangan mekanik
§  Nutrisi yang dibutuhkan selama hamil dan menjaga daya tahan tubuh
5.    Melakukan kolaborasi dengan dokter
6.    Memperhatikan keluhan klien
7.    Menyiapkan pasien untuk USG
8.    Menyiapkan surat persetujuan tindakan keperawatan  dan opname


Cemas
1.     Melakukan pendekatan terapeautik pada klien
2.         Mendampingi klien dan mendengarkan keluhan
3.     Menganjurkan klien untuk berdo’a dan memberi dukungan moril

3.7  Evaluasi
      Tanggal 20-03-2012  Jam 10.30 WIB
      S  : klien mengatakan perut masih nyeri
      O : KU  : sedikit lemah
            T     : 110/ 70 mmHg
            S     : 36º C
            N    : 80 x/menit
            RR  : 20 x/ menit
            Masih terdapat perdarahan.
Telah dilakukan USG hasil kondisi janin baik. Klien tampak kooperatif terhadap anjuran petugas.
      A : GIIP10001 keh 9/10 minggu dengan abortus iminens
P :  -  Berikan HE tentang minum obat secara teratur, bedrest, aktifitas dibatasi.
         -     Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesic, tokolitik, Fe.
         -     Observasi perdarahan, TTV, KU

Catatan Perkembangan
Tanggal : 20-03-2012                          Jam : 10.00
S   :    Klien mengatakan rasa nyeri diperutnya sudah berkurang
O  :    KU : baik
          TTV       :    T : 110/70 mm Hg, N : 88x/mnt, S : 365 0C, RR : 18x/mnt
A  :    GII P10001 UK 9/10 mgg dengan abortus iminens
P   :    -    Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
    -    Berikan HE tentang      :    - Nutrisi : makan dengan gizi seimbang, jangan pantang makan
                                              -    aktivitas ; batasi aktivitas yang terlalu berat
                                              -    personal hygiene : mandi min 2x/hari, ganti baju dan pakaian dalam ± 2x/hari, gosok gigi 3x/hari, keramas 3x/mgg
          -    Anjurkan klien minum obat secara teratur (Fe IXI, asmef 3x1, BC 3x1)
          -    Lanjutkan observasi TTV, KU
BAB 4
 PENUTUP
4.1. Kesimpulan
 4.2 Saran
*      Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pengajar kebidanan lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Bidan meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
*      Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien.
*      Bagi pendidikan
Supaya lebih memperhatikan mahasiswa ditempat praktek. Berusaha membimbing semua kelompok.
*      Bagi rumah sakit
Mempertahankan pelayanan yang sudah dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien














DAFTAR PUSTAKA

1.      Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Tridasa Printer : Jakarta. 2002.
2.      Mochtar, Rustam. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. 1999.
3.      Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I

Previous
Next Post »

Translate