LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN Dx MEDIS CVA BLEEDING
A.
KONSEP DASAR
I.
DEFINISI
Cerebrovaskuler
Accident ( CVA ) Bleeding yang disebut dengan nama lain stroke hemoragik
merupakan gangguan fungsi pada otak yang disebabkan oleh perdarahan intra
serebral atau perdarahan subarachnoid.
CVA Bleeding terbagi atas :
a.
Perdarahan Intraserebral (ICH
:Intra Cerebral Hemorage) adalah suatu disfungsi neurologis fokal yang akut
yang disebabkan oleh perdarahan primer didalam substantia otak, bukan karena
trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh darah arteri, vena
serta kapiter.
b.
Perdarahan subarachoid (SAH :
Sub Arachnoid Hemorage) adalah keadaan akut dimana terjadi perdarahan otak ke
dalam ruang subarachnoid.
( Kapita Selekta. Kedokteran, 1999 )
II.
PATOFISIOLOGI
III. PENATALAKSANAAN
a.
Perdarahan Intra
serebral
Management non bedah dimulai dari menjaga jalan nafas,
kateterisasi urinaria, tetapi hipertensi penurunan tekanan arteri terlalu cepat
harus dihindari. Turunkan sistol sampai 140 mmHg dan diastol sampai 90 mmHg
dengan anti hipertensi parental. Edema harus diterapi bila memang menimbulkan
gangguan kesadaran atau herniasi. Observasi adanya tekanan intrakronial yang
meningkat.
b.
Perdarahan Subarachnoid
Perawatan umum meliputi menghindari tekanan darah yang
mengikat fenoborbital menghindari kegelisahan dan tensi yang meningkat. Bila
kejang dapat diberikan anti konvulson yang efektif dengan dosis 30 mg peroral 3
kali perhari. Untuk menghindari mengejang diberikan pelunak feses misal dioksil
suksinat sedium 100 mg peroral perhari. Ruangan perlu ketenangan, Pemberian
anti fibrolitik dianggap bermanfaat untuk memecah perdarahan ulang akibat lisis
atau bekuan darah ditempat yang mengalami perdarahan tadi. Operasi dilakukan
dalam dua hari pertama setelah perdarahan yang dianggap untuk mengurangi
perdarahan ulang.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Pemeriksaan darah untuk
mengetahui sejauh mana terjadinya perdarahan.
b.
CT Scan untuk mengetahui
terjadinya perdarahan pada otak.
B.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a.
Pengumpulan Data
Adalah kegiatan dalam menghimpun
informasi dari penderita dan sumber-sumber lain yang meliputi unsure bio psiko
sosio spiritual yang komprehensif dan dilakukan pada saat penderita masuk.
1.
Identitas Penderita
Identitas
penderita meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
agama, suku / bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk RS, diagnosa medik.
2.
Keluhan utama.
Penderita dengan CVA bleeding datang dengan
keluhan kesadaran menurun, kelemahan / kelumpuhan pada anggota badan
(hemiparese / hemiplegi), nyeri kepala hebat.
3.
Riwayat penyakit sekarang.
Adanya nyeri kepala hebat atau akut pada
saat aktivitas, kesadaran menurun sampai dengan koma, kelemahan / kelumpuhan
anggota badan sebagian atau keseluruhan,
terjadi gangguan penglihatan, panas badan, tinitus.
4.
Riwayat penyakit dahulu
Penderita punya riwayat hipertensi atau
penyakit lain yang pernah di derita oleh penderita seperti DM, tumor otak,
infeksi paru, TB paru.
5.
Riwayat penyakit keluarga.
Penyakit keturunan yang pernah dialami
keluarga seperti DM, penyakit lain seperti hipertensi.
Pola-Pola
Fungsi Kesehatan.
1.
Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Penderita CVA bleeding mempunyai
latar belakang hipertensi, DM, obesitas, merokok. Hal tersebut berkaitan dengan
ketidaktahuan dan kurangnya pengetahuan tentang persepsi hidup sehat, biasanya
penderita menolak dengan pengobatan yang dianjurkan.
2.
Pola nutrisi
Dengan adanya perdarahan diotak dapat
berpengaruh atau menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi karena mual,
muntah sehingga intake kurang atau menurun.
3.
Pola eliminasi
Karena adanya CVA Bleeding terjadi
perdarahan dibagian serebral atau subarachnoid, hal ini dapat berpengaruh
terhadap reflek atau mengalami hilangnya kontrol spingter sehingga terjadi inkontinensia
atau imobilisasi lama dapat menyebabkan terjadinya konstipasi.
4.
Pola aktivitas dan latihan
Adanya perdarahan serebral dapat
menyebabkan kekakuan motor neuron yang berakibat kelemahan otot (hemiplegi /
hemiplegi) sehingga timbul keterbatasan aktivitas.
5.
Pola perawatan diri
Biasanya penderita dengan CVA Bleeding terjadi
perubahan kesadaran dari ringan sampai berat, paralise, hemiplegi sehingga
penderita mengalami gangguan perawatan diri berupa self toilting self eating.
6.
Pola persepsi dan konsep diri
Penderita mengalami penurunan konsep
diri akibat kecacatannya.
7.
Pola persepsi sensori kognitif
Perdarahan intraserebral mempengaruhi
saraf-saraf perifer dimana penderita kehilangan sensoris (nyeri, panas,
dingin).
8.
Pola istirahat dan tidur
Penderita mengalami nyeri kepala
karena adanya tekanan intrakronial yang meningkat sehingga penderita mengalami
gangguan pemenuhan.
9.
Pola peran dan hubungan
Akibat perdarahan intraserebral
terjadi gangguan bicara, penderita mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan
melaksanakan perannya.
10.
Pola tata nilai dan keyakinan diri
Penderita mengalami kesulitan dalam
menjalankan ibadahnya karena adanya kelumpuhan.
Pemeriksaan
fisik.
1.
Breath (Pernafasan)
Pada dada berbentuk normal, sedangkan
pernafasannya terdapat dyspnea suara ronchi dan pada pernafasan tidak teratur.
2.
Blood (Sirkulasi Darah)
Pada klien dengan CVA bleeding
tekanan darah cenderung meningkat, sedangkan pada suhu tubuh biasanya meningkat
sedangkan denyut nadi juga normal.
3.
Brain (Otak)
Kesadaran biasanya menurun dan kadang
juga pada gangguan sensori tidak terjadi gangguan sensori (penglihatan,
pendengaran, pembicaraan) tetapi juga tergantung letak lesinya.
4.
Bledder (Perkemihan)
Pada klien dengan CVA bleeding
didapatkan incontinensia urine atau anuria tetapi pada bleder terkadang penuh.
5.
Bowel (Penemuan)
Pada perut terdapat kembung dan juga
terdapat penurunan peristaltic usus.
6.
Bone (Sistem Muskuluskeletal)
Terdapat kelemahan otot tetapi juga
terdapat kontrktur sendi.
b.
Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan
mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep toeri prinsip
yang relevan yang membuat kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan dan
perawatan. (Nasrul Effendy 1995 : 20).
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ganguan perfusi jaringan otak
sehubungan dengan perdarahan otak,
pemutusan aliran darah otak,
vasospasmo otak, odema otak.
2.
Potensial terjadi kurangnya
penemuan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan melemahnya otot-otot yang
digunakan mengunyah dan menelan.
3.
Potensial terjadi konstipasi
atau gangguan eliminasi alvi sehubungan dengan immobilisasi yang lama, intake
cairan yang tidak adekuat dan intake
nutrisi yang tidak adekuat.
4.
Gangguan komunikasi verbal
sehubungan dengan sirkulasi otak, ganngaun neuromuskuler, kehilangan tonus otot
muka atau mulut, kelemahan seluruh tubuh.
5.
Potensial gangguan integritas
kulit sehubungan dangan immobilisasi, incontinesia menurunnya pergerakan dan
sensori
III.
PERENCANAAN
DX 1
Ganguan perfusi jaringan otak sehubungan dengan
perdarahan otak, pemutusan aliran darah
otak, vasospasmo otak, odema otak.
Tujuan :
Gangguan perfusi jaringan otak dapat diatasi.
Kriteria hasil :
a.
Kesadaran normal.
b.
Tidak ada tanda-tanda tekanan
intrakanial meningkat atau tanda-tanda vital normal.
Rencana Tindakan :
a.
Monitor dan catat status
neurologis serta bandingkan dengan standart normal.
b.
Monitor TTV adanya hipertensi
atau hipotensi dan bandingkan antara tekanan darah lengan kanan dan lengan
kiri.
c.
Ciptakan lingkungan tenang,
batasi pengunjung.
d.
Perawatan setempat / bedrest
atau aktivitas jika ada indikasi.
e.
Kolaborasi dengan dokter.
f.
Observasi tanda-tanda TIK.
Rasional
a.
Resolusi kerusakan ssp dan
meluasnya lesi dengan mencegah peningkatan TIK.
b.
Variasi tekanan darah akan
terjadi karena tekanan intra serebral atau luka pada vasomotor.
c.
Istirahat absolut dan tenang
diperlukan untuk mengurangi peningkatan.
d.
Hipertensi perlu tindakan
hati-hati karena penatalaksanaan yang agesif menambah resiko kerusakan
jaringan.
IV.
PELAKSANAAN /
IMPLEMENTASI
Adalah mengelola dan mewujudkan dari rencana perawatan,
meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter
dan ketentuan Rumah Sakit. (Nasrul Effendi, 1995).
V.
EVALUASI
Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari
suatu proses perawatan juga merupakan perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara melibatkan pasien sesama tenaga kesehatan. (Nasrul Effendi, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Juail, Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta,2000.
FKUI, kapita Selekta Kedokteran
edisi 3 jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta, 1999
Lab / UPF Ilmu Penyakit Saraf, Pedoman Diagnosa dan
Terapi, Rumah Sakit Umum Daerah Soetomo, Surabaya, 1994.
Marilyn E. Doengos, dkk, Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi tiga, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2003.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CVA BLEEDING
DI RUANG UPI RS AL - IRSYAD
Disusun
Oleh :
DWI
WULANINGSIH
AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2004
ConversionConversion EmoticonEmoticon