Salam Sehat dan Harmonis

-----

FISIK DAN EMOSIONAL


A. PENGKAJIAN

1.   Penganiayaan fisk
·   Cedera yang tidak dapat dijelaskan, berulang dan atau tidak sesuai dengan riwayat yang diberikan
·   Memar-memar dan bilur-bilur
a.    Dalam berbagai tahapan resolusi
b.   Dikelompokkan
c.    Bentuk gambaran alat yang digunakan
d.   Pada permukaan yang berbeda
e.    Melingkar pada ekstremitas
·   Luka Bakar
a.       Tanda rokok
b.      Luka terbakar sepertisarung tinju, bentuk donat pada bokong dan genetalia
c.       Mempunyai bentuk: alat setrika, pemanas dan lain-lain
d.      Infeksi : pelambatan pengobatan
·   Laserasi dan abrasi
a.       Multiple
b.      Kelalaian
c.       Tanda gigita
d.      Kepala botak berbercak
·   Hemoragi
a.       Intraabdominal
b.      Ginjal
·   Cedera Neurologis
a.       Koma
b.      Hematoma subdural
·   Cedera Optik
a.       Hifema
b.      Lepasnya retina
c.       Mata hitam
·   Cedera Fraktur
a.       Multiple
b.      Berbagai tahap penyembuhan
c.       Seringkali terjadi pada tulang panjang atau tengkorak
·   Genetalia
a. Edema
b. Ekskoriasi
2.   Penyiksaan Emosi
·   Gagal untuk tumbuh
·   Perilaku kacau
·   Hiperaktif
·   Gangguan bicara
3.   Perilaku
·   Takut pada orang dewasa
·   Depresi
·   Menarik diri
·   Menerima prosedur yang menimbulkan nyeri
·   Menangis berlebihan dan tidak dapat ditangani
·   Mencari penenangan konstan
·   Kompulsif
·   Agresif atau penurut
·   Takut pada orang tua
·   Mencari persetujuan orang tua
·   Memperlihatkan perilaku penurut, suka merebut atau perilaku
·   Selalu lapar
·   Membolos kronis
·   Bersikap manipulatif
·   Konsep diri buruk
·   Ketakutan saat anal lain menangis
·   Ansietas berlebihan
·   Menghindar jika ditanya tentang kejadian atau kecelakaannya
·   Hubungan dengan teman sebaya jelek
·   Nakal/ jahat atu melarikan diri
·   Mencoba bunuh diri
·   Tingkah laku adaptif yang berlebihan
·   Kelambatan dalam perkembangan
·   Reaksi psikoneurosis
·   Gangguan dalam kebiasaan seperti menghisap, menggigit, dan merangkak
·   Pengalaman dalam pengetahuan seksual
·   Mudah marah bila dipegang
4.   Pemeriksaan Laboratorium/ Diagnostik
·   Lihat gagal untuk tumbuh
·   Tepat pada cedera yang dicurigai
·   Survei tulang panjang: untuk mendokumentasikan cedera rangka lain
5.   Potensial Komplikasi
·   Cedera traumatic fatal
·   Gangguan perilaku
·   Malnutrisi
·   Penyakit kelamin
·   Kehamilan remaja
6.   Penatalaksaan Medis
·   Tergantung pada tipe dan luasnya cedera
·   Dokumentasi cemat tentang dokumentasi
·   Lapor kasus pada pihak yang berwenang

B. DIAGNOSA/ INTERVENSI/ EVALUASI KEPERAWATAN

1.   Diagnosa :Perubahan menjadi orang tua yang berhubungan dengan stressor yang mendukung penyiksaan anak, kurang system pendukung sumber keuangan buruk, penyalahgunaan hubungan dengan orang tua sendiri, kurang pengetahuan menjadi orang tua
Intervensi :
a.    Jangan perlihatkan perilaku yang menghakimi pada orang tua
b.   Rujuk individu penyiksa pada terapis
c.    Kaji kebutuhan untuk terapi keluarga jika individu penyiksa adalah keluarga atau pengasuhnya, rujuk pada kelas orng tua
d.   Kaji kebutuhan akan kelompok pendukung
e.    Bantu orang tua dalam mengidentifikasi stresnya
f.    Kaji cara-cara yng lebih efektif untuk mengurangi stress
g.   Diskusikan cara untuk mengunakan sumber-sumber selama waktu stress untuk menghindaricedera pada diri sendiri atau anaknya
h.   Laporkan pada pihak yang berwajib adanya kemungkinan atau fakta penyiksaan atau kelainan pada anak sesuai dengan hokum yang berlaku
i.     Buat rujukan pada agen-agen social untuk :
·      Mengkaji lingkungan rumah
·      Memberi pelayanan dukungan tambahan jika mungkin
·      Mempunyai kontak kontinu dengan keluarga saat mereka kembali dalam lingkungan rumah
·      Memounyai pembela untuk melindungi anak
j.     Bekerja sama untuk pihak yang berwenang dalam membuat keputusan
·      Pahami bahwa keputusan pengadilan dapat melarang kepulangan anak pada orang tua
·      Anak mungkin dititipkan pada tempat penitipan anak sambil menunggu keputusan akhir dari pihak yang berwenang secara legal
Hasil yang diharapkan/ evaluasi:
Pasien tidak lagi mengalami penyiksaan dari orang tua dan orang tua mendapat sumberyang adekut untuk mencegah penyiksaan berlanjut terhadap anaknya dan mencari bantuan untuk perilaku penyiksaan
2.   Diagnosa :ansietas anak yang berhubungan dengan penyiksaan orang tua dan perpisahan dari orang tua


Intervensi :
a.       Tampilkan fungsi dengan perlahan dan sensitive, observasi anak secara cermat untuk reaksi emosionalnya
b.      Sediakan pengasuh yang tetap sehingga anak belajar untuk percaya
c.       Dukung orang tua untuk mengunjungi dan berpartisipasi dalam merawat anaknya
d.      Observasi reaksi anak terhadap terhadp orang tua saat mereka berkunjung
e.       Jika anak cukup besar, beri dorongan anak untuk menceritakan apa yang terjadi
f.       Beri penguatan bahwa anak tidak dicederai karean dia “buruk”
g.      Libatkan anak untuk berpartisipasi dalam aktifitas bermain secepat mungkin
h.      Anjurkan permainan boneka dengan mendiskusikan kejadian sehingga anak dapat mengekspresikan perasaan dan ketakutan terhadap penyerangan
i.        Cegah cedera lebih lanjut jika mungkin
Hasil yang diharapkan/ evaluasi :
·         Pasien memperlihatkan penurunan ansietas dengan meningkatnya perhatian terhdap permainan, penurunan tangisan
·         Mengekspresikan beberapa ansietas dan ketakutannya secara verbal atau melalui permainan
3. Diagnosa :keputusasaan
    Intervensi :
a.       Evaluasi potensi pasien untuk bunuh diri secara berkesinambungan.
b.      Rawat inap semua pasien yang beresiko bunuh diri
c.       Bantu pasien untuk pindah kelingkungan yang baru jika memungkinkan,
d.      Gunakan pendekatan yang hangat menerima dan empatik
e.       Sadar dan dapat mengendalikan perasaan dan reaksi diri sendiri
f.       Bantu pasien memenuhi kebutuhan perawatan diri, terutama nutrisi, tidur dan personal hygiene
g.      Berespon dengan penuh empati dan terfokus pada perasaan dari pada fakta
h.      Berikan medikasi dan pengobatan somatic
i.        Batu pasien mengalami perasaan dan kemudian mengekspresikannya
j.        Bantu pasien untuk mengekspresikan kemarahannya dengan tepat
k.      Identifikasi pikiran negatif pasien dan Bantu untuk menguranginya
l.        Bantu peningkatan pikiran positif pasien
m.    Identifikasi persepsi yang salah, penyimpangan, dan keyakinan yang tidak rasional
n.      Dukung aktifitas secara bertahap, tingkatkan sejalan dengan  mobilisasi energi pasien
Hasil yang diharapkan/ evaluasi :
·      Pasien akan responsive secara emosional dan kembali pada tingkat fungsi sebelum sakit

C. EVALUASI

1.   apakah semua sumber pencetus stress dan persepsi pasien telah digali ?
2.   Apakah pasien telah dikaji sesuai dengan masalah yang berhubungan dengan konsep diri, kemarahan dan hubungan interpersonal ?/
3.   Apakah perubahan pola perilaku dan respon yang biasa digunakan pasien telah digali ?
4.   Apakah riwayat personal dan keluarga pasien tentang episode depresi atau elasi telah dievaluasi sepenuhnya ?
5.   apakah tindakan pencegahan yang tepat untuk kemungkinan bunuh diri atau membahayakan diri telah dilakukan ?
6.   Apakah hubungan sosisl pasien didukung sebagai suatu sumber koping ?
7.   Apakah intervensi keperawatan cukup luas dan mencakup berbagai aspek dari kehidupan pasien ?
8.   Apakah reaksi transferen pasien diidentifikasi dan diatasi ?
9.   Apakah perawat sadar akan perasaan, konflik dirinya sendiri dan kemampuannya untuk mengkonfrontasi batasan emosi secara terbuka melalui hubungan terapeutik ?
10.     Apakah pasien mengalami peningkatan kepuasaan dan kesenangan dari dunia kehidupannya sendiri ?

D. DAFTAR PUSTAKA

1.   Stuart, Sudeen. 1998. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
2.   Tucker, Susan martin. 1999. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Previous
Next Post »

Translate