Salam Sehat dan Harmonis

-----

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Yang Dikaitkan Dengan KOLOSTOMI


MASALAH KESEHATAN : Kolostomi
Defenisi                                 : Kolostomi adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau sementara. Kolostomi asenden, transversum, dan sigmoid dapat dilakukan. Kolostomi trasnversum biasanya sementara. Kolostomi sigmoid paling umum untuk stoma permanen, biasanya dilakukan pada kanker 

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Yang Dikaitkan Dengan KOLOSTOMI

Masalah Keperawatan        

1.      Kerusakan integritas kulit
2.      Gangguan body image
3.      Nyeri akut
4.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
5.      Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi
6.      Gangguan pola tidur

Diagnosa keperawatan

1.      Resiko tinggi kerusakan integritas kulit sehubungan dengan aliran feses yang terus menerus karena tidak adanya sfingter stoma
2.      Gangguan body image sehubungan dengan kehilangan kontrol usus eliminasi karena adanya stoma
3.      Gangguan rasa nyaman nyeri akut sehubungan dengan kerusakan jaringan karena insisi/drein 
4.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan masukan secara medik
5.      Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan pembatasan bulk dan makanan mengandung sisa
6.      Gangguan pola tidur sehubungan dengan takut kebocoran kantong atau cedera stoma

Intervensi dan Rasional

1.      Resiko tinggi kerusakan integritas kulit sehubungan dengan aliran feses yang terus menerus karena tidak adanya sfingter stoma
Tujuan: Mempertahankan integritas kulit dengan kriteria: Peningkatan penyembuhan
Intervensi dan rasional:
No.
Rencana Tindakan
Rasional
1.
Observasi area kulit peristomal/stoma pada tiap penggantian kantong. Bersihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi, kemerahan, (warna gelap, kebiru-biruan)
Memantau proses penyembuhan/keefektifan alat dan mengidentifikasi masalah pada area, kebutuhan untuk evaluasi/intervensi lanjut. Mempertahankan kebersihan/mengeringkan area untuk membantu pencegahan kerusakan kulit. Identifikasi dini nekrosis stoma/iskemia atau infeksi jamur (dari perubahan flora normal usus) memberikan intervensi tepat waktu untuk mencegah komplikasi serius. Stoma harus kemerahan dan lembab. Area ulkus pada stoma mungkin dari lubang kantong yang terlalu sempat atau lempengan yang menekan ke dalam stoma.
2.
Ukur stoma secara periodik, misalnya tiap perubahan kantong selama 6 minggu pertama, kemudian sekali sebulan selama 6 bulan.
Sesuai dengan penyembuhan edema pasca operasi (6 minggu pertama) ukuran kantong yang dipakai harus tepat sehing feses terkumpul sesuai aliran ostomi dan kontak dengan kulit dapat dicegah
3.
Yakinkan bahwa lobang pada bagian belakang kantong berperekat sedikitnya lebih besar 1/8 ukuran stoma dengan perekat adequate menempel pada kantong
Mencegah trauma pada jaringan stoma dan melindungi kulit periostomal. Perekatan area yang adequate penting untuk mempertahankan cincin kantong. Perekatan terlalu kencang menyebabkan iritasi kulit pada pengangkatan kantung
4.
Berikan pelindung kulit yang efektif, misalnya wafer stomahesive
Melindungi kulit dari perekat kantong, meningkatkan perekatan kantong dan memudahkan pengangkatan kantong bila perlu
5.
Konsongkan, irigasi, dan bersihkan kantong ostomi dengan rutin, gunakan alat yang tepat
Penggantian kantong yang sering mengiritasi kulit dan harus dihindari. Pengosongan dan pencucian kantong dengan cairan yang tepat tidak hanya menghilangkan bakteri dan menyebabkan bau feses dan flatus tetapi juga membuat kantong menjadi bau
6.
Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong dengan perlahan. Lakukan pengangkatan kantong sesuai indikasi kemudian cuci dengan baik

Mencegah iritasi jaringan/kerusakan sehubungan dengan Penarikan kantong.
7.
Observasi keluhan terbakar/gatal/ melepuh di sekitar stoma
Indikasi kebocoran feses dengan iritasi periostomal, atau kemungkinan infeksi kandida yang memerlukan intervensi
8.
Evaluasi produk perekat dan kecocokan kantong secara terus menerus
Memberikan kesempatan untuk pemecahan masalah, menentukan kebutuhan intervensi lebih lanjut
9.
Kolaborasi: berikan sprei aorosol kartikosteroid dan bedak nistatin sesuai indikasi
Membantu penyembuhan bila terjadi iritasi periostomal/ infeksi jamur. Produk ini mempunyai efek samping yang besar dan harus digunakan dengan jumlah sedikit saja

2.      Gangguan body image sehubungan dengan kehilangan kontrol usus eliminasi karena adanya stoma
Tujuan: Menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa harga diri yang negatif dengan kriteria: Melihat/menyentuh stoma dan berpartisipasi dalam perawatan diri
Intervensi dan rasional:
No.
Rencana Tindakan
Rasional
1.
Pastikan apakah konseling dilakukan bila mungkin dan atau ostomi perlu untuk didiskusikan dengan orang terdekat
Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan orang terdekat terhadap pengetahuan tentang situasi pasien dan proses penerimaan
2.
Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang ostomi. Akui kenormalan perasaan marah, depresi dan kehilangan.
Membantu pasien untuk menyadari perasaannya tidak biasa dan perasaan bersalah tentang mereka tidak perlu/tidak membantu. Pasien perlu untuk mengenali perasaan sebelum mereka dapat menerima dengan efektif
3.
Kaji ulang alasan untuk pembedahan dan harapan untuk masa datang
Pasien atau orang terdekat dapat menerimanya ini lebih mudah bahwa ostomi dilakukan untuk memperbaiki penyakit kronis/jangka panjang dari pada sebagai cedera traumatic meskipun ostomi hanya sementara. Juga pasien yang akan mengalami prosedur kedua (untuk mengubah ostomi ke penampung anal atau kontinen) mungkin menimbulkan derajat yang lebih kecil pada masalah gambaran diri karena fungsi tubuh akan menjadi lebih normal
4.
Catat perilaku menunjukan diri peningkatan ketergantungan, manipulasi, atau tidak terlibat pada perawatan.
Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat
5.
Berikan kesempatan pada pasien atau orang terdekat untuk memandang dan menyentuh stoma, gunakan kesempatan untuk memberikan tanda positif tentang penyembuhan, penampilan normal dan sebagainya. Ingatkan pada pasien atau orang terdekat bahwa penerimaan memerlukan waktu baik secara fisik dan emosi.
Meskipun integrasi stoma pada gambaran diri memerlukan waktu berbulan-bulan/juga tahunan, melihat pada stoma dan mendengarkan komentar dapat membantu pasien atau orang terdekat dalam penerimaan ini. Menyentuh stoma meyakinkan pada pasien atau orang terdekat bahwa hal itu tidak mudah rusak dan bahwa gerakan pada stoma secara nyata menunjukan peristaltic yang normal
6.
Berikan kesempatan pada pasien untuk menerima ostomi melalui partisipasi pada perawatan diri (bila usianya memungkinkan)
Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki kepercayaan diri dan penerimaan situasi
7.
Pertahankan pedekatan positif selama aktivitas perawatan, hindari ekspresi menghina atau reaksi berubah mendadak. Jangan memperlihatkan rasa marah secara pribadi.
Bantu pasien atau orang terdekat untuk menerima perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri sendiri. Marah paling sering ditujukan pada situasi dan kurang kontrol individu terhadap apa yang terjadi (tidak berdaya) bukan pada pemberi perawatan

3.      Gangguan rasa nyaman nyeri akut sehubungan dengan kerusakan jaringan karena insisi/drein 
Tujuan: Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria:
-          Nyeri hilang atau terkontrol
-          Mampu tidur atau istirahat dengan tepat

Intervensi dan rasional:
No.
Rencana Tindakan
Rasional
1.
Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0 – 10)
Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesik atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi. Nyeri pada area anal sehubungan dengan reseksi abdominal perianal dapat terjadi selama satu bulan
2.
Berikan tindakan kenyamanan dengan mengubah posisi. Yakinkan pasien bahwa perubahan posisi tidak akan mencederai stoma
Menurunkan ketegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping
3.
Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini. Hindari posisi duduk yang lama
Menurunkan kekakuan otot atau sendi ambulasi mengembalikan organ ke posisi normal dan meningkatkan kembalinya fungsi ke tingkat normal. Ambulasi dan perubahan posisi sering menurunkan tekanan perianal
4.
Kolaborasi: pemberian analgesik
Menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan.

4.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan masukan secara medik
Tujuan: Mempertahankan hidrasi adequat dengan kriteria:
-          Membran mukosa lembab
-          Turgor kulit baik
-          Pengisian kapiler baik
-          Tanda vital stabil
-          Secara individual mengeluarkan urine dengan tepat
Intervensi dan rasional:
No.
Rencana Tindakan
Rasional
1.
Awasi masukan dan haluaran dengan ceramat, ukur feses cair. Timbang berat badan tiap hari
Memberikan indikator langsung keseimbangan cairan.
2.
Awasi tanda vital, catat hipotensi postural, takikardia. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa.
Menunjukan status hidrasi atau kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan
3.
·     Koaborasi:
·     Awasi hasil laboratorium, misalnya hematokrit dan elektroklit
·     Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai indikasi

Mendeteksi homeostasis atau ketidakseimbangan dan membantu menentukan kebutuhan penggantian
Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi jaringan adequat/fungsi organ.

5.      Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan pembatasan bulk dan makanan mengandung sisa.
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria:
-          Berat badan dipertahankan/meningkat
-          Hasil laboratorium dalam batas normal dan bebas tanda malnutrisi
Intervensi dan rasional:
No.
Rencana Tindakan
Rasional
1.
Lakukan pengajian nutrisi dengan seksama
Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih intervensi.
2.
Auskultasi bising usus
Kembalinya fungsi usus menunjukan kesiapan untuk memulai makanan lagi.
3.
Anjurkan pasien atau orang terdekat untuk peningkatan penggunaan yogurt dan mentega susu.
Dapat membantu menurunkan pembentukan bau.
4.
Diskusikan mekanisme menelan udara sebagai faktor pembentukan platus dan beberapa cara pasien yang dapat mengontrol latihan
Minum melalui sedotan, ngorok, ansietas, dan meneguk makanan meningkatkan produksi platus. Terlalu banyak platus tidak hanya perlu untuk pengosongan tetapi dapat menjadi faktor penyebab kebocoran dari banyaknya tekanan dalam kantong.
5.
Kolaborasi:
·     Konsul dengan ahli diet

·     Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah residu bila masukan oral dimulai

Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan dan fungsi usus.
Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6 – 8 minggu pertama untuk memberikan waktu yang adequat untuk penyembuhan usus.

6.      Gangguan pola tidur sehubungan dengan takut kebocoran kantong atau cedera stoma
Tujuan: Kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi dengan kriteria:
-          Merasa segar setelah bangun tidur.
-          Tidak mudah marah
-          Tidak gelisah/tidak letargik
Intervensi dan rasional:
No.
Rencana Tindakan
Rasional
1.
Jelaskan perlunya pengawasan fungsi usus dalam periode pasca operasi
Pasien lebih dapat mentoleransi gangguan dan memahami alasan atau pentingnya perawatan
2.
Berikan sistem kantong adequat. Konsongkan kantong sebelum tidur
Platus/fese berlebihan terjadi meski diintervensi. Pengosongan pada jadwal teratur meminimalkan kebocoran.
3.
Biarkan pasien mengetahui bahwa stoma tidak akan cedera bila akan tidur
Pasien akan mampu beristirahat lebih baik bila merasa aman tentang stoma dan ostominya.
4.
Batasi masukan makanan atau minuman yang mengandung caffeine
Caffeine dapat memperlambat pasien untuk tidur dan mempengaruhi tidur tahap REM, mengakibatkan pasien tidak merasa segar saat bangun.
5.
Dukung kelanjutan kebiasaan ritual sebelum tidur
Meningkatkan relaksasi dan kesiapan untuk tidur
6.
Kolaborasi: Berikan obat sedatif saat tidur sesuai indikasi
Obat yang tepat waktu dapat meningkatkan istirahat atau tidur selama periode pasca operasi

Daftar Bacaan:
Doegoes, Marilynn E., (2000), Nursing care Planning, EGC, Jakarta.
Staf Pengajar IKA FKUI, Ilmu Kesehatan anak, Infomedika, Jakarta.
Purnawan (1982), Kapita selekta Kedokteran, Media Aisculapues, Jakarta
Previous
Next Post »

Translate