Salam Sehat dan Harmonis

-----

MAKALAH ASKEB IV KELAINAN PADA OVARIUM


MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PATOFISIOLOGI
Pada radang genetalia interna
”KELAINAN PADA OVARIUM”



Disusun oleh :
kelompok 15
Firdawati                   2010.0661.064
Indah R                      2010.0661.069
Nurina S                     2010.0661.083



PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2011 – 2012


KATA PENGANTAR

Puji  syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS”
Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rachmawati Ika S.SST.,M.Kes yang telah membimbing penulis sehingga terselesaikannya penulisan makalah ini ,teman-teman D3 Kebidanan yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini .
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari pada sempurna .Oleh karena itu,penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis mengharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua dan khususnya bagi D3 Kebidanan.




Surabaya, 03 Mei 2012


            Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . … . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……..
  2. Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . ……..
  3. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……..

BAB II PEMBAHASAN
  1. Pengertian kelainan pada ovarium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …
  2. Jenis-jenis kelainan pada ovarium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  3. Patofisiologi kelainan pada ovarium. . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . …..
  4. Gambaran klinis kelainan pada ovarium. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  5. Prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium…………………………………….
  6. Deteksi dini kelainan pada ovarium……………………………………………….
  7. Tanda dan gejala kelainan pada ovarium………………………………………….
  8. Penanganan kelainan pada ovarium……………………………………………….

BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …….  

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……

BAB I
1.1  Latar Belakang.
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium.
Kanker merupakan penyebab kematian no. 6 di Indonesia (Depkes, 2003) dan diperkirakan terdapat 100.000 penduduk setiap tahunnya di dunia diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun kedepan, (WHO, 2005).
Jenis kanker yang sering ditemukan di Indonesia secara umum adalah kanker leher rahim, payudara, hati, paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, usus besar dan lain-lain.
WHO menyatakan sepertiga sampai setengah dari semua jenis kanker dapat di cegah 1/3 dapat disembuhkan bila di temukan pada tahap permulaan atau stadium dini sisanya dapat diringankan penderitanya.

Pada perempuan hamil dengan kelainan atau penyakit yang membutuhkan pemeriksaan atau tindakan bedah harus dipertimbangkan perubahan anatomic, metabolic, dan psikologik. Disamping itu juga dipikirkan keselamatan janin.
Pada awal kehamilan, yaitu waktu organogenesis fetus sedapat mungkin dihindarI pemeriksaan dengan sinar rontgen. Pemberian obat-obatan juga sedapat mungkin dihindari untuk mengurangi resiko kelainan bawaan pada bayinya. Tindakan pembedahan edapat mungkin tidak dilakukan sewaktu hamil muda untuk mengurangi resiko abortus, partus premature, cacat bawaan, dan pengaruh karsinogen.
      Berhubung dengan tumpang tindih antara system anatomi, diagnosis banding juga sering tumpang tindih.
       Kelainan atau penyakit di usus, peritoneum, retroperitoneum yang terletak di dalam panggul dapat menjalar mengenai alat kelamin. Sebaliknya kelainan atau penyakit pada alat kelamin dapat mengenai alat dan struktur di sekitarnya.
        Infeksi di alat kelamin yang akut maupun kronik, keganasan, dan kelainan lain dapat menyebabkan gambaran klinik yang menuntut pengetahuan anatomi topografik yang memadai.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apakah pengertian dari kelainan pada ovarium ?
  2. Apa saja jenis-jenis kelainan pada ovarium ?
  3. Bagaimana patofisiologi dari kelainan pada ovarium ?
  4. Bagaimana gambaran klinis dari kelainan pada ovarium ?
  5. Bagaimana prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium ?
  6. Bagaimana deteksi dini kelainan pada ovarium ?
  7. Apa saja tanda dan gejala kelainan pada ovarium ?
  8. Bagaimana penanganan kelainan pada ovarium ?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian dari kelainan pada ovarium
2.Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan pada ovarium
3.Untuk mengetahui patofisiologi dari kelainan pada ovarium
4.Untuk mengetahui gambaran klinis dari kelainan pada ovarium
5.Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium
6.Untuk mengetahui deteksi dini kelainan pada ovarium
7.Untuk mengetahui tanda dan gejala kelainan pada ovarium
8.Untuk mengetahui penanganan kelainan pada ovarium

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
            Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus.   
2.2  Jenis-jenis
1.      Salpingitis akut : salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis.
a)      Etiologi
Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococ, streptococ dan bac tbc.
·      Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
-          Naik dari kavum uteri
-          Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari apendik yang meradang
-          Haematogen terutama salpingitis tuberkulosa salpingitis biasanya bilateral.
b)      Gejala-gejala
·         Demam tinggi dan menggigil, pasien sakit keras
·         Nyeri perut di bagian bawah kanan dan kiri terutama kalau ditekan
·         Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsangan peritoneum
·         Toucher : nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri uterus kiri dan kanan, kadang-kadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat tidak dapat diraba.

2.      Menorrhagi dan Dysmenorrhoe
Sekunder biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih sering disebut adnexitis.. Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan usus yang dapat diraba sebagai tumor. Jadi tumor ini merupakantumor radang dan disebut “adnex tumor”. Tumor dari ovarium sendiri disebut tumor ovarium. Kadang-kadang terjadi pyosalpinx dan pyovarium dan setelah pus diabsorpsi terjadi hydrosalpinx.
Kalau tekanan dalam hydrosalpinx cukup besar maka cairan dapat mencari jalan ke dalam cavum uteri, maka sekonyong-konyong keluar cairan dari genitalia penderita (hydrops tubae prfluens).
Kejadian ini dapat berulang. kalau nanah masuk ke dalam rongga perut melalui ostium tubae abdominale maka terjadilah pelveoperitonitis atau Douglas abses. Douglas abses dan peritonitis kadang-kadang terjadi karena pyoslapinx pecah walaupun ini jarang terjadi.
Peritonitis gonorrhoica mempunyai tendens untuk tetap terlokalisasi tidak menjadi peritonitis umum. Pada salpingitis gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum Douglasi dan menimbulkan retroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada toucher cavum Douglasi nyeri tekan dan juga pada coitus penderita mengalami perasaan nyeri (dyspareunia).
DD :
a)      Kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak meninggi dan lekositose tidak seberapa.
Kalau tes kehamilan positif (Galli Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negatif keduanya mungkin.
b)       Appendicitis : tempat nyeri tekan lebih tinggi (Mc. Burney).
Terapi :
- Istirahat, broad spectrum antibiotica dan corticosteroid.
- Usus harus kosong
3. Adnexitis Kronisa
     Adnexitis kronis terjadi :
a) Sebagai lanjutan dari adnexitis akut.
b) Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa.
Gejala-gejala
- Anamnetis telah menderita adnexitis akut
- Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid. Kadang-kadang nyeri di pinggang atau waktu buang air besar
- Dysmenorrhoe
- Menorrhagi
- Infertilitas
·      Diagnosa
Dengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica nodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis tuberculosa.
DD :
Kalau adnex tumor bilateral maka diagnosa boleh dikatakan pasti.
Adnex tumor yang unilateral harus dibedakan dari :
- Appendicitis chronic
- Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair)
Terapi :
- Antibiotika dan istirahat
- UKG
- Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif.
4. Tumor ovarium
               Berbagai jenis tumor ovarium pada komplikasi kehamilan. Insidensi tumor pada kelainan sel yang terjadi pada kelompok beberapa usia diketahui melalui pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan. Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan tahun 1983 menemukan rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan. Whitecar dan asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan tumor dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea.
Kebanyakan tumor ovarium dan gangguan sel Whitecar dan asosiasi (1999) menjelaskan 130 masa adneksal diagnosa selama kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous or mucinous cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya.
·      Manajemen
Di awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan suspeksi pada neoplasma. Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan dari bentuk corpus lotium. Thornton and Wells (1987) melaporkan dari hasil USG pendekatan konservatif pada manajemen gangguan ovarium dapat berdasarkan pada karakteristik USG. Mereka merekomendasikan penelitian pada kehamilan diameternya meningkat 10 cm karena meningkatnya bahaya pada kanker dan membesarnya sel-sel pembesaran sel 5 cm atau kurang dapat dikesampingkan sendiri pembesaran sel harus diketahui jika memiliki pendekatan pada pembesaran sel sederhana. Whiccer dan rekan kerja perhatian karena setengah dari 41 wanita dengan pembesaran sel sederhana memiliki neoplasma.       
5. Salphingitis
                             Salpingitis ialah karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester 1 kehamilan, akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai endosalpink. Begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga menyumbat total kavum uteri alam trimester 2, lintasan untuk penyebaran bakteri yang asenderen ini melalui mukosa uterus akan terputus. Dengan demikian inflamasi akut primer pada tuba dan ovarium jarang terjadi sekalipun abses tubo-ovarium dapat terbentuk dalm struktur yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan itu. Organisme penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba falopii dan ovarium yang sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah.

2.3 Patofisiologis pada kelainan ovarium
            Tumor ovarium merupakan entititas patologik yang sangat beragam. Keberagaman ini disebabkan oleh adanya tiga jenis sel yang membentuk ovarium normal: epitel penutup (coelomic) permukaan yang multipoten, sel germinativum totipoten, dan sel stroma/ genjel seks yang multipoten.
Disgerminoma merupakan tumor yang berasal dari germ cell, dapat menghasilkan alfa feto protein. Tumor ovarium kesan ganas ini dicurigai disgerminoma jika pada makroskopisnya tampak tumor berwarna putih keabuan dengan konsistensi pada seperti daging disertai area nekrosis dan perdarahan.
Disgerminoma ciri mikroskopisnya pada perbesaran lemah, tampak potongan jaringan tumor dengan sel2 yang tersusun dalam lobulus/ sarang2/ lembaran2, dipisahkan trabekulai jaringan ikat. Pada jaringan ikat ini terdapat infiltrasi sel limfosit matang. Kemudian tampak sel tumor yang besar, uniform, sitoplasma jernih dan luas karena mengandung bahan glikogen, inti bulat dan besar, anak inti jelas.
Mucinous Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tampak tumor berbentuk kista berwarna putih keabuan dengan permukaan luar yang halus dan multilokuler
Mucinous Cystadenoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak struktur dinding kista yang dilapisi sel epitel silindris, dengan inti terletak di basal, sitoplasma luas di atas (karena terdistensi bahan musin). Tampak pula lumen kelanjar berisi bahan amorf yang eosinofilik (kemerahan).
Serous Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tumor tampak berbentuk kista berwarna putih keabuan dengan permukaan luar dalam yang halus, berdinding tipis dan transparan.
Serous Cystadenocarcinoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tampak jaringan ovarium yang kistik,unilokuler, putih keabuan, permukaan dalam/luar halus, dinding tipis dan transparan.
Serous Cystadenocarcinoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak sel anaplastik dengan bentukan papil yang tumbuh invasiv ke dalam stroma dinding kista.
(Benign) Mature Cystic Teratoma Ovarii atau Kista Dermoid merupakan tumor yang berasal dari diferensiasi ectodermal dari sel yang totipoten. Kista dermoid sering diderita pada wanita selama masa reproduksi dengan keluhan benjolan di regio iliaca dekstra sebesar telur angsa, mobile, kenyal, dan tidak nyeri.
Kista Dermoid dicurigai apabila pada makroskopis tampak bentukan kista(berongga), terdapat dermal plaque, terdapat rambut, lemak, dan jaringan lain.
Mature Cystic Teratoma ciri mikroskopisnya tampak tumor cystic, dinding dilapisi epitel squamous, di bawahnya ada lapisan kulit (gld. Sebacea, rambut, sel lemak, dsb). Kadang-kadang ada struktur lain (cartilage, tulang, epitel squamous, folikel rambut, jaringan ikat) dengan komponen ektoderm yang dominan.
2.4 Gambaran klinis dari kelainan pada ovarium
            Salah satu gambaran klinik dari tumor ovarium
                                    Kebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda. Sebagian besar gejala dan tanda yang ditemukan adalah, aktivitas hormonal, atau komplikasi tumor tersebut. Gejala dan tanda tersebut berupa benjolan di perut, mengkin ada keluhan rasa berat, gangguan atau kesulitan dbut menghasilkan hormone defekasi karena desekan, oedema tungkai karena pada pembuluh balik atau limfe dan rasa sesak karena desakan diafragma ke kranial. Bila tumor tersebut kadang ada gangguan hormonal berupa gangguan haid. Mungkin timbul komplikasi berupa asites atau gejala sindrom perut akut akibatnya putaran tangkai tumor atau gangguan peredaran darah karena penyebab lain. Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah oleh uterus, dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik. Pada kista besar perbedaan dengan asites dapat dipastikan dengan tanda pekak geser, yaitu kepekaan pada perkusi pindah dari sisi satu ke sisi yang lain. Jika penderita membalikkan diri. Pemeriksaan penunjang yang tepat adalah ultrasonografi dan laparoskopi. Perubahan pada kista ovarium harus menimbulkan kecurigaan akan proses keganasan. Diagnosis banding kista besar berupa tumor abdomen lain, asistes, kehamilan, atau retensi urin.
2.5 Prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium
1.   Anamnesis
  • Gangguan perdarahan uterus
  • Benjolan perut bagian bawah
  • Nyeri perut bagian bawah
  • Gangguan penekanan (ureter, vu, rectum)
  • Infertilitas dan abrtus (habitualis)
Pemeriksaan fisik
Pada palpasi teraba massa padat pada perut bagian bawah (biasanta dimedial) dan pada pemeriksaan bimanual (VT) serviks ikut bergerak bila masa digerakkan
  1. Pemeriksaan penunjang
    Sondase (untuk mengetahui besarnya uterus)
    § Kuretase (untuk menyingkirkan karsinoma endometrium)
    § Histeroskopi
    § Ultrasonografi
    § BNO – IVP pada mioma uteri yang besar /dengan perlekatan.


2.6  Deteksi dini kelainan pada ovarium
Menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit dalam masyarakat melalui deteksi dini dan pengobatan pada keadaan belum terdapat simtom atau gejala. Skrining merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita sepanjang daur kehidupannya meliputi sejarah, perkembangan wanita dalam aspek biologis, psikososial dan social spiritual, kesehatan reproduksi dalam perspektif gender, permasalahannya serta indicator status kesehatan wanita.
     Peran bidan skrinning untuk keganasan dan penyakit sistemik :
2      Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah skrinning.
3      Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi dapat dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki.
4      Membantu dalam pengembalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi karir penyakit di komunitas.
2.7  Tanda dan gejala kelainan pada ovarium
  1. Sakit kepala dan sering merasa lelah
  2. .Tidak nafsu makan dan sulit untuk makan
  3. .Sering kali muntah dan buang air besar
  4. Kembung terus menerus
  5. Sering merasa terlalu kenyang
  6. Sering merasa nyeri pada perut
  7. Berat badan turun drastic
  8. Ukuran perut bertambah besar
  9. Perdarahan pada vagina.
2.8  Penanganan kelainan pada ovarium
Pada prinsipnya tumor ovarium memerlukan pembedahan tetapi ada beberapa kista benigna yang umumnya tidak memerlukan pembedahan seperti kista folikel de graaf kista korpus luteum dan kista endometrium.
1.      Non operatif
·         Radiokastrasi (radiasi pada ovarium, diharapkan terjadi menopause precox sehingga produksi estrogen berhenti)
·         GnTH (diberikan pra bedah untuk mengurangi perdarahan dan mengecilkan volume tumor)
2.      Operatif
Dapat dilakukan dengan laparatomi vaginal atau laparascopic assisted vaginal trysterectomi, meliputi
-    Miomektomi
-          Histerektomi total + salpingooofarektomi unilateral
(Bunga rampai Obs. Gin II FK Undip Semarang).


BAB III
ASUHAN KEBIDANAN terhadap NY. T
dengan OOVARITIS pada KEHAMILAN TM III
A. Data Subyektif
1. Identitas 
            Nama Pasien   : Ny. T                                     Nama Suami    : Tn. S
Umur               :
26 tahun                                 Umur               : 39 tahun
Agama             : Islam                                     Agama             : Islam
Suku                : Jawa                                      Suku                : Jawa
Pendidikan      : SMP                                      Pendidikan      : SMA
Pekerjaan         : IRT                                        Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat                        :Sutorejo, Surabaya                 Alamat            : Sutorejo, Surabaya

2. Keluhan Utama
            Ibu mengatakan sering pusing dan lelah, merasakan sakit pada perut bagian bawah, perut terasa semakin membesar, nyeri punggung sampai menjalar ke kaki, dan nyeri saat buang air besar dan kecil. Ibu mengalami demam hingga menggigil.
3. Riwayat KB
            Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi dalam rahim seperti IUD, selama 8 tahun, dan telah di lepas sejak 2 tahun yang lalu.
4.Riwayat kesehatan lalu
           Ibu mengatakan ± 1 minggu keputihan, agak gatal, berbau khas, warna bening kadang campur darah
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi dan HIV/AIDS).

5. Riwayat kesehatan keluarga dan kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti asma, penyakit menurun seperti kencing manis dan darah tinggi, serta penyakit menahun seperti : jantung.
Dan didalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular, menahun dan keturunan
6. Riwayat Menstruasi
-    Menarche                           : 11 tahun
-    Siklus menstruasi               : tidak teratur
-    Lama mentruasi                 : 3-15 hari
-    Jumlah                                :
Tidak menentu, terkadang banyak terkadang sedikit
-    Keluhan saat menstruasi    : Merasakan nyeri pada waktu menstruasi
-    Dismenorhoe                      : ya
-    HPHT                                : -
7. Riwayat Pernikahan
            Status pernikahan        : Menikah
            Lama pernikahan         : 10 tahun
            Usia menikah              : 16 tahun
8. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
            Ibu mengatakan sudah 3 kali mengalami keguguran dan belum pernah melahirkan.

B. Data Objektif
 a. Tanda-tanda vital
            TD       : 110/80 mmHg                       Nadi    : 84x/menit
            Suhu    : 400C                                      RR       : 20x/menit
 b. Pemeriksaan
            Keadaan umum : baik
            Kesadaranl : compos mentis
            Tinggi badan : 153 cm
            Berat badan: 47 kg
c. Pemeriksaan Fisik
 1) Kepala        : Ibu kadang-kadang merasa kepala nyeri. Tidak ada benjolan di kepala maupun tanda kelainan
 2) Rambut      : Kulit kepala tidak berketombe, rambut tidak mudah rontok dan rambut tidak merah
 3) Mata           : Bentuk mata kanan dan kiri simetris, fungsi penglihatan baik, konjungtiva merah muda, sclera putih tidak ikterik.
 4) Hidung       : Tidak terdapat polip dan tanda kelainan dan fungsi penciuman baik
 5) Muka          :Pada daerah muka tidak ada chloasma gravidarum
6) Telinga        :Tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga, fungsi pendengaran baik
7) Mulut dan gigi :Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak terdapat caries pada gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil.
 8) Leher          : Kelenjar thyroid : tidak terdapat pembesaran ataupun kelainan
 Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembesaran dan tanda kebiruan
 Vena jugularis : tidak ada pembesaran
 9) Dada          : Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan tidak ada kelainan.
 Jantung           : Bunyi jantung normal, tidak terdengar murmur
 Paru                : Bunyi paru normal, tidak terdengar wheezing atau ronchi
 Payudara        : putting menonjol, bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan dan rasa nyeri..
10) Ekstremitas
Atas : bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, serta tidak ada kelainan
Bawah : bentuk simetris, tidak ada ketegangan, varises dan refleks patela baik.
11) Genetalian eksternal :Bagian vulva tidak ada oedema, terlihat kotor, terdapat keputihan yang banyak dan berbau berwarna bening bercampur darah
 12) Abdomen : Terdapat massa dan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri goyang porsio  
3. Pemeriksaan Laboratorium
USG Abdomen tanggal 5-4-08
- Hepar : ukuran tidak membesar, tetapi tajam parenkim hiperekoik, tidak tampak pelebaran vena porta dan vena hepatica
- Duktus billiaris : intra dan ekstra hepatal tidak melebar
- Vesika kelas : ukuran tak membesar, ekogenitas normal, tidak tampak pelebaran vena ilenalis
- Pancreas : ukuran dan parenkim normal, tidak tampak klasifikasi
- Ginjal ka-ki : ukuran dan bentuk normal, tidak tampak penipisan parenkim, parenkim normal, bats kortiko meduler baik, tidak tampak batu, tampak pelebaran pcs dan ureter proximal.
- Aorta : tidak tampak pembesaran limfonodi para aorta
- Vesika urianria : dinding tidak menebal, tidak tampak batu/massa
- Uterus : ukuran normal, tidak tampak masa
- Kesan : stealiosis dan tidak nampak metastasis pada organ intra abdomen
Kadar Hb : 10,8 gr%                                      

II. Interprestasi Data Dasar, diagnosa, masalah, dan Kebutuhan
 Diagnosa : Ny. “T umur 26 tahun, dengan OOVARITIS.
Masalah    :
·         Ibu merasa cemas atas penyakit yang dideritanya.
·         Gangguan pola istirahat dan gangguan rasa nyaman

Kebutuhan :
·         Dukungan dari keluarga
·         KIE tentang personal hygien dan pola hidup sehat
·         Pemeriksaan Biopsi
·         Rujukan
·         Terapi
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
            Resiko terjadi adnexitis
IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan Dan Kolaborasi
·         Konseling.
·         Kolaborasi.
·         Rujukan
V. Intervensi
Dx : Ny “T” Umur 26 tahun dengan Oovaritis
Tujuan : Setelah melakukan asuhan kebidanan 7x 24 jam diharapkan mengetahui hasil biopsi dan memperlambat penyebaran penyakit, dengan kriteri hasil :

  • KU : Baik
  • TTV dalam batas normal
  • Hasil lab tidak menunjukkan karsinoma serviks
  • Ibu tabah saat mengetahui penyakitnya dan tetap bersemangat hidup
  • Ibu dan keluarga mau bekerjasama untuk melaksanakan terapi atau tindakan petugas kesehatan.


VI. Rencana Asuhan
1.         Lakukan pendekatan antara pasien, keluarga dan petugas kesehatan
R/ Pendekatan yang baik menimbulkan rasa saling percaya antara pasien dan petugas
2.         Lakukan pengawasan TTV dan keadaan umum ibu
R/ Mengetahui keadaan ibu dan mendeteksi dini kelainan dari batas normal.
3.         Lakukan Pemeriksaan Ginekologi dan Biopsi
R/ Mengetahui keadaan genetalia ibu dan mengambil spesimen untuk pemeriksaan di lab.
4.         Lakukan Konseling
R/ Pasien dan keluarga dapat mengetahui keadaan penyakit sebenarnya dan
Menjelaskan untuk menunggu hasil lab
5.         Berikan dukungan emosional kepada pasien
R/ Memberi semangat kepada pasien dan menyarankan untuk lebih bersabar dan mendekatkan diri kepada Allah.
6.         Lakukan kolaborasi dengan Lab
R/ Mengetahui dan menegakkan diagnosa lab dari pemeriksaan tersebut.

VII. IMPLEMENTASI
No Tanggal Pelaksanaan:
Waktu Pelaksanaan:
• Melakukan pendekatan yang baik pada Ibu dengan cara :
a. Menyapa Ibu dengan senyum, salam, sapa, ramah, dan sopan.
b. Mendengarkan keluhan klien
c. Merespon pertanyaan dari klien
• Melakukan pemeriksaan Ginekologi yaitu dengan menyiapkan semua peralatan instrument yang dibutuhkan dan memposisikan pasien
• Melakukan pemeriksaaan ginekologi yaitu : dengan mengambil jaringan yang masih aktif (tidak necrosis) untuk diperiksa ke lab
• Melakukan konseling, bahwa tampak ada necrosis, adanya dungkul pada porsio dan perdarahan dari persio serta menyuruh ibu untuk bersabar menunggu hasil lab
• Memberikan dukungan emosional pada Pasien yaitu dengan membesarkan hati px bahwa Allah tidak akan memberikan masalah diluar kemampuan kita sendiri, memberikan semangat untuk menjalani hidup.
• Melakukan kolaborasi dengan lab, yaitu dengan mengirim specimen ke lab dan melaporkan segera tentang hasil pemeriksaaannya.

VIII. EVALUASI
Tanggal :                                                         Jam :
S : Ibu mengatakan masih sakit pada perut bagian bawah tembus ke punggungnya, dan mengatakan keluar darah di alat kelaminnya setelah dilakukan pemeriksaan.
O :
  • Kesadaran : Composmetis
  •  Ibu tampak cemas dengan keadaanya
  • Tampak keluar darah dari genetalia ibu terlihat dari celana dalamnya
A : Ny “T” Umur 26 tahun dengan oophoritis
P : Terapi Obat :
  • Asam mefenamat 3×1
  •  Amoxillin 3×1
  • Konseling Personal hygiene.
  • Kontrol satu minggu lagi atau sewaktu-watu bila ada keluhan

BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
                Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus.






















DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.EGC. Jakarta

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta

Varney, Helen. 2000. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta

Winkjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. 2006.  YBPSP. Jakarta

  1. Dibawah ini termasuk jenis kuman kelainan pada ovarium, kecuali ?
a.       Staphylococcus
b.      Streptococcus
c.       Gonococcus
d.      Semua jawaban benar
e.      Semua jawaban salah
  1. Apa saja yang termasuk jenis-jenis dari kelainan pada ovarium ?
a.       Parametritis
b.      Endometritis
c.       Salpingitis akut
d.      Miometritis
e.      Semua jawaban salah
  1. Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan pada ovarium ?
a.       Ultrasonografi
b.      Kuldoskopi
c.       Laparaskopi
d.      Jawaban a dan c benar
e.       Semua jawaban benar
  1. Terapi pengobatan apa yang diberikan pada orang yang menderita tumor ovarium ?
a.       Terapi eks radiasi
b.      Terapi sinar
c.       Suntik latosin
d.      Semu jawaban salah
e.       Semua jawaban benar
  1. Tanda dan gejala apa saja yang terdapat pada penyakit kista ovarium, kecuali ?
a.       Sering muntah
b.      Ukuran perut bertambah besar
c.       Sakit kepala dan merasa pusing
d.      Perdarahan vagina
e.       Semua jawaban salah
  1. Dibawah ini patofisiologi dari kelainan pada ovarium, yang benar adalah ?
a.       Tumor ovarium merupakan entititas patologik yang sangat beragam
b.      Diasgerminoma merupakan tumor yang berasl dari grem cell
c.       Muscinous denoma orang dicurigai jika pada makroskopi 3 kali tampak tumor berbentuk kista
d.      Semua jawaban benar
e.       Semua jawaban salah
  1. Dibawah ini merupakan penyebab dari kelainan ovarium kecuali ?
a.       Penyimpangan kromosom
b.      Pengaruh hormonal
c.       Pengaruh obat teratogenik
d.      Semua jawaban salah
e.       Infeksi virus
  1. Dibawah ini tipe kista abnormal, kecuali ?
a.       Kista coklat
b.      Kista dermoid
c.       Cystadenoma
d.      Semua jawaban benar
e.       Semua jawaban salah
  1. Dibawah ini merupakan beberapa penyebab berkembangnya kista ovarium adalah ?
a.       Siklus haid tidak teratur
b.      Perut buncit
c.       Menarche terlalu dini (usia 11 tahun lebih muda)
d.      Semua jawaban benar
e.       semua jawaban salah
  1. Bagaimana peran bidan dalam melakukan skrinning terhadap penyakit kelainan pada ovarium ?
a.       Memberika motivasi pada penderita
b.      Mengidentifikasi dini tanda dan gejala tumor ovarium
c.       Semua jawaban benar
d.      Semua jawaban salah
e.       Lakukan kolaborasi rujukan ke dokter  spog












Previous
Next Post »

Translate