Salam Sehat dan Harmonis

-----

MAKALAH Implementasi Kebudayaan dalam Asuhan Keperawatan



           
MAKALAH SOSIOLOGI
“Implementasi Kebudayaan dalam Asuhan Keperawatan”

 

















                                                       
PROGRAM STUDY D3 KEPERAWATAN SMESTER II
UNEVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, atas karuniaNya lami selaku penulis dapat menyelesaikan malah yang berjudul “Implementasi Kebudayaan dalam Asuhan Keperawatan “ ini dengan tepat waktu.
            Makalah ini kami buat untuk memnuhi tugas sosiologi
            Penulis sadar dalam pembuatan maklah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, untuk meperbaiki makalah yang berikutnya. Semoga bermanfaat.

Surabaya, Maret



Penulis
                                                                                                  















DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................      i
Kata Pengantar ......................................................................................................     ii
Daftar Isi ................................................................................................................    iii        
BAB I PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang ........................................................................................     1
1.2.      Rumusan Masalah ...................................................................................     1
1.3.      Tujuan .....................................................................................................     1
BAB II PEMBAHASAN
2.1        Pengertian sosiologi ................................................................................     2
2.2        Aspek sosial budaya yang mempengaruhi
  status kesehatan dan prilaku kesehatan ...................................................     3
BAB III PENUTUP
3.1        Kesimpulan .............................................................................................     9
3.2        Saran .......................................................................................................     9
Daftar Pustaka .......................................................................................................   10
Lampiran………………………………………………………………………….   11
Hasil diskusi………………………………………………………………………   12









BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Akhur –akhir ini banyak ahli-ahli kesehatan yangmenaruh minat pada sosiologi. Ada anggapan bahwa factor kebutuhanlah yang mendorong mereka untuk memeanfaatkan sosiologi guna mengatasi bebagai permasalahan yang dihadapi dalam praktik medis.
Tujuan penerapan sosiologi dalam bidang kedokteran dan kesehatan antara lain untuk menambah kemampuan para tenaga kesehatan dalam melakukan penilaian klinis secara lebih rasional. Menambah kemampian untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami dalam praktek, memahami dan menghargai perilaku pasien dan dapat menambah kemampuan dan keyakinan tenaga kesehatan dalam menangani kebutuhan dan emosional pasiena karena seorang dikatakan berperilku sehat ada reaksi optimal dari individu jika dia terkena sesuatu penyakit.

1.2    Rumusan Masalah
1.      apakah sosiologi itu?
2.      bagaimana aspek social budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan?

1.3    Tujuan
1.      menjelaskan arti sosiologi
2.      menjelaskan aspek social budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan







BAB II
PEMBAHASAN


             Pengertian Sosiologi
Aguste Comtee yang hidup pada tahun 1798-1857 dari Prancis, menggabungkan dua kata dari bahasa yang berlainan yaitu:
·         Socius dari bahasa latin yang berarti teman
·         Logos dari bahasa yunani yang berarti ilmu
Jadi dapat dianggap sosiologisebagai study tentang masyarakat sehingga sosiologi adalah ilmu  pengetahuan tentang perkawanan dan dalam arti luas adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Definisi II Sosiologi
·         Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari antara maqnusia dengan dengan kelompok
·         Mayor Polak
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yaitu hubungan antar manusia, manusia dengan kelompok, kelomok dengan kelompok baik kelompok formal maupun kelompok material
·         Kingsley Davis
Sosiologi adalah suatu pelajaran khusus yang ditunjukan kepada cara-cara masyarakat untuk mencaai kesatuan, perkembangan dan perubahan tertentu.
           
Sifat Hakikat sosiologi
·         Sosiologi adalah ilmu social
·         Sosiologi bukan merupakan disiplin ilu yang normative, melainkandisiplin ilmu yang ketegoris
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni
·         Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pola-pola umum serta mencuri prinsip-prinsip dan hokum-hukum umum dari interaksimanusia, sifat, hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat manusia
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum
·         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional

Sifat- sifat sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan  
·         Sosiologi bersifat empiris
·         Sosiologi bersifat teoritis
·         Sosiologi bersifat komilatif
·         Sosiologi bersifat monetis

             Aspek social budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan
a.       Perilaku sadar yang menguntungkan kesehatan.
Mencakup perilaku perilaku yang secara sadar oleh seseorang yang berdampak menguntungkan kesehatan. Golongan perilaku ini langsung berhubungan dengan kegiatan-kegiatan pencegahan penyakit serta penyembuhan dari penyakit yang dijalankan dengan sengaja atas dasar pengetahuan dan kepercayaan bagi diri yang bersangkutan, atau orang-orang lain, atau suatu kelompok sosial. Sehubungan dengan ini, kebutuhan-kebutuhan pelayanan dan perawatan medis dipenuhi melalui fasilitas- fasilitas yang tersediayang mencakup; (1) sistem perawatan rumah tangga, (2) sistem perawatan tradisional yang diberikan oleh Prametra (pemraktek atau praktisi medis tradisional), dan (3) sistem perawatan formal (biomedis atau kedokteran).

b.      Perilaku sadar yang merugikan kesehatan
Perilaku sadar yang dijalankan secara sadar atau diketahui tetapi tidak menguntungkan kesehatan terdapat pula di kalangan orang berpendidikan atau profesional, atau secara umum pada masyarakat-masyarakat yang sudah maju. Kebiasaan merokok (termasuk kalangan ibu hamil), pengabaian pola makanan sehat sesuai dengan kondisi biomedis, ketidakteraturan dalam pemeriksanaan kondisi kehamilan, alkoholisme, pencemaran lingkungan, suisida, infantisida, pengguguran kandungan, perkelahian, peperangan dan sebagainya.

c.       Perilaku tidak sadar yang merugikan kesehatan
Golongan masalah ini paling banyak dipelajari, terutama karena penanggulangannya merupakan salah satu tujuan utama berbagai program pembangunan kesehatan masyarakat, misalnya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan kalangan pasangan usia subur, pada ibu hamil, dan anak-anak Balita pada berbagai masyarakat pedesaan dan lapisan sosial bawah di kota-kota.

d.      Perilaku tidak tidak sadar yang menguntungkan kesehatan.
Golongan perilaku ini menunjukkan bahwa tanpa dasar pengetahuan manfaat biomedis umum yang terkait, seseorang atau sekelompok orang dapat menjalankan kegiatan-kegiatan tertentu yang secara langsung atau tidak langsung memberi dampak positif terhadap derajat kesehatan mereka.

Dalam berbagai model penyakit, faktor sosial berperan menghasilkan unsur penyebab peyakit atau memperbesar peluang orang untuk kontak dengan kuman (agen) penyakit.

  • Faktor sosial dapat mempengaruhi konsumsi alkohol, kebiasaan merokok dan perilaku seksual. Namun faktor sosial tersebut tidak berperan dalam etiologi penyakit karena timbulnya penyakit pada seseorang ada mekanismenya tersendiri.

  • Stres atau ketegangan sosial mengakibatkan reaksi tubuh tidak dapat menyesuaikan sehingga menimbulkan penyakit.

  • Bagi orang yang berpendidikan rendah maka peningkatan penghasilan bekaitan dengan kemungkinan menderita rematik arthritis. Akan tetapi angka rematik lebih tinggi pada mereka yang berpenghasilan rendah di antara mereka yang berpendidikan tinggi (King dan Cobb,1958:474)

  • Status perkawinan memberi penjelasan tentang angka kematian. Tingginya angka bunuh diri pada bujangan , janda dan duda dibandingkan dengan orang yang sedang menikah menunjukkan bahwa mereka lebih rawan untuk melakukan perbuatan tersebut, dan bila angka bunuh diri pada kedua kelompok jenis kelamin dijadikan standar maka pria bujangan atau duda lebih rawan dibandingkan dengan para gadis dan janda (Durkheim,1952:197-198)

  • Status sosial ekonomi merupakan ukuran yang penting. Dengan melihat pekerjaan orang tua maka proporsi orang yang mendapat gangguan jiwa mulai dari status teringgi hingga terendah adalah 17,5%; 16,4%; 20,9%; 24,5%; 29,4% dan 32,7% (Srolle dkk.,1962)

Disintegrasi sosial memiliki 10 indikator yaitu: kesulitan ekonomi, kekacauan budaya, sekularisasi, lemahnya asosiasi, lemahnya kepemimpinan, sedikitnya pola rekreasi, tingginya angka kejahatan dan pelanggaran, tingginya angka perceraian, tingginya permusuhan dan lemahnya jaringan komunikasi

Konsep dan tradisi yang diyakini masyarakat

Tingginya nilai seorang anak tercermin dalam perilaku suami direfleksikan dengan menyelamatkan dan memperhatikan istri yang sedang hamil. Perhatian tersebut akan berbeda antara kehamilan dan kelahiran anak pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Pada umumnya keluarga bahkan masyarakat sangat memperhatikan kelahiran anak pertama, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya tradisi masyarakat yang dilakukan pada kehamilan anak pertama dan anak ganjil yang disebut sebagai mitoni dan mapati seperti yang diungkapkan oleh ketua program PKK Kelurahan Purworejo: “Perkawinan pertama dengan anak kehamilan pertama, di wilayah ini biasanya ditandai dengan upacara selamatan empat dan tujuh bulan kehamilan istri”.
Tujuan dari upacara di atas adalah agar ibu hamil mampu melewati masa krisis dalam hidup yaitu persalinan12. Tujuan itu juga diungkapan oleh Fardiana bahwa perempuan yang hamil perlu diadakan selamatan dengan maksud agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan selamat dan si anak bahagia di kemudian hari, biasanya untuk kehamilan pertama kali saat kehamilan berusia tujuh bulan (mitoni/tingkeban)20. Selain itu masyarakat Jawa khususnya di pedesaan memiliki kebiasaan bahwa hidup maupun mati sebaiknya tetap berada di rumah.
Hal ini menyebabkan mereka lebih menyukai persalinan yang berlangsung di rumah mereka. Dengan melakukan persalinan di rumah maka anggota keluarga tidak perlu menunggui di rumah sakit misalnya sehingga aktivitas keseharian mereka tidak terganggu. Selain itu melahirkan di rumah dianggap lebih murah serta tidak membuat repot banyak pihak. Semua kebutuhan persalinan bisa tetap disediakan oleh anggota keluarga dan bantuan tetangga terdekat. Rasa aman yang tinggi bila melahirkan di rumah terkait dengan kebiasaan setempat bahwa persalinan itu biasanya ditunggui oleh seluruh kerabat sehingga semuanya berkumpul pantangan 13.
Ibu hamil yang telah mempunyai rumah sendiri umumnya mereka juga mandiri secara ekonomi maupun sosial. Mereka yang hidup terpisah dengan orang tua maupun mertua tidak mengetahui pantangan selama hamil kecuali anjuran minum minyak goring sebelum melahirkan untuk mempercepat kelahiran anak. Penyebabnya karena kepercayaan biasanya diperoleh secara turun temurun, di samping itu ibu hamillah yang menentukan perawatannya sendiri tanpa dipengaruhi oleh mertua atau anggota keluarga lainnya. Sebaliknya kasus yang tinggal dengan mertua atau orang tua mengakibatkan mereka harus patuh khususnya terhadap beberapa pantangan selama kehamilan. Orang yang dituakan di rumah itu biasanya akan turut mengambil andil dalam perawatan ibu hamil. Mereka melakukan perawatan kehamilan berdasar adapt kebiasaan serta kepercayaan yang mereka yakini selama ini. Mereka melaksanakan pantangan yang dikatakan oleh orang tua dengan alasan agar kehamilan dan persalinannya selamat dari berbagai ancaman yang tidak dikehendaki.
Ibu B tinggal dengan mertuanya yang mempunyai kebiasaan terhadap beberapa pantangan selama kehamilan yaitu tidak boleh makan nangka, durian, pete, telur, ikan laut dan belut tetapi ia tidak dapat menjelaskan mengapa hal tersebut dilarang. Dia hanya mengatakan kalau makan ikan dan belut nanti rumah dan piringnya akan berbau amis. Sebagai akibat tinggal serumah dengan mertua menurut tetangganya dia seperti tertekan tetapi dia mampu menutupi karena orangnya humoris. Alasan jika makan duren maka anak yang akan dilahirkan menjadi gundul atau rambutnya tidak tumbuh. Sedangkan makan nangka juga dilarang dengan alasan nangka mempunyai getah yang akan merekatkan bayi ke perut ibunya, sehingga pada saat melahirkan bayinya akan sulit keluar. Untuk menghindari hal tersebut makan sayur nangka diperbolehkan asalkan pada saat memasak di beri minyak kelapa sedikit, agar getahnya tidak melekatkan bayi dengan ibunya. Ibu hamil juga dilarang makan daun so karena pada saat melahirkan perut akan terasa melilit-lilit.
Tradisi makanan pantangan selama hamil sangat merugikan ibu hamil. Terutama pantangan terhadap makanan yang mengandung protein seperti telur. Padahal dalam tinjauan medis ibu hamil dianjurkan makan lebih banyak dari biasanya terutama protein, karena dapat menjadi cadangan energi yang akan digunakan untuk mengejan (berkuat) saat melahirkan. Makanan itu sekaligus juga akan dikonsumsi oleh janin sehingga bayinya tidak mengalami berat bayi lahir rendah (BBLR). Disamping itu makanan juga dibutuhkan ibu hamil agar tidak terjadi kurang darah, mengeluh pusingsehingga pada saat melahirkan tidak terjadi perdarahan.
Selain pantangan makan ada juga pantangan dalam berperilaku yang biasanya diberlakukan pada kedua belah pihak yaitu suami dan istri. Antara lain jika istrinya hamil maka suami tidak boleh duduk di depan pintu dan tidak boleh menambal lubang karena akan menyebabkan jalan lahir tersumbat sehingga pada saat melahirkan anak susah keluar. Ibu hamil tidak boleh keluar rumah pada saat Magrib. Kedua pantangan sebelumnya tidak perlu diubah karena perilaku tersebut tidak membahayakan ibu hamil, sehingga hanya bersifat netral. Pantangan dalam berperilaku untuk suami dan isteri biasanya bersifat netral dan tidak membahayakan ibu hamil.
Adapun pantangan ibu hamil tidak boleh keluar rumah pada saat Magrib, ditolerir karena diduga bisa mengurangi kematian maternal. Alasannya, karena ibu hamil perlu istirahat yang cukup, sehingga ibu hamil yang tidak keluar pada malam hari dapat menggunakan waktu tersebut untuk beristirahat. Selama hamil rambut ibu hamil harus terurai untuk menghindari persalinan yang macet dan adanya perasaan melilit-lilit pada perut. Ibu hamil tidak boleh bermalas-malasan di atas tempat tidur dan saat bangun harus segera turun dari tempat tidur. Selain pantangan makan dan berperilaku selama masa kehamilan terdapat konsep masyarakat tentang kematian ibu hamil dan melahirkan.
Mereka beranggapan bahwa ibu yang mati karena melahirkan akan menuju ke jalan yang lurus yaitu meninggal dalam perang sabil (mati syahid). Sedangkan jika meninggal dalam keadaan hamil masih membawa kotoran. Hal itu diungkapkan oleh salah satu informan kunci, dia mengatakan: “Ya, kalau meninggalnya itu habis babaran (melahirkan) itu bersih, itu perang sabil akan masuk sorga tapi kalau mati masih bawa kandungan itu kotor, orangnya kok masih bawa wetengan, bisa melahirkan dalam kubur (lahir sak jroning kubur)”. Sedangkan suami yang mengalami kematian maternal mengatakan bahwa kematian sudah merupakan takdir sehingga manusia tidak mampu mencegahnya.
Penduduk Kabupaten Purworejo pada umumnya menganut agama Islam, namun pengaruh budaya Jawa juga cukup menonjol, sehingga kematian maternal akibat kehamilan dan persalinan masih dikaitkan dengan kepercayaan atau mitos seperti yang telah disebut di atas.








BAB III
PENUTUP


3.1    Kesimpulan
Sosiologi adalah ilmu  pengetahuan tentang perkawanan dan dalam arti luas adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Aspek social budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan
a.       Perilaku sadar yang menguntungkan kesehatan.
Mencakup perilaku perilaku yang secara sadar oleh seseorang yang berdampak menguntungkan kesehatan
b.      Perilaku sadar yang merugikan kesehatan
Perilaku sadar yang dijalankan secara sadar atau diketahui tetapi tidak menguntungkan kesehatan
c.       Perilaku tidak sadar yang merugikan kesehatan
Golongan masalah ini paling banyak dipelajari, terutama karena penanggulangannya merupakan salah satu tujuan utama berbagai program pembangunan kesehatan masyarakat
d.      Perilaku tidak tidak sadar yang menguntungkan kesehatan.

3.2    Saran
Kami menyarankan agar tenaga kesehatan tidak meremehkan ilmu sosiologi karena sosiologi juga berperan dalam ilmu kesehatan dan juga banyak manfaatnya dalam praktik keperawatan.







DAFTAR PUSTAKA



S Amik. 2004. Kurikulum kharisma.Solo:CV.HaKa MJ.
Suarja, Wayan.Aspek Sosial Budaya.20 Mei 2009. 21..49 pm
Triratnawati, Artik..Konsep dan Tradisi yang diyakini oleh Masyarakat.20 Mei 2009.20.00 pm.




























LAMPIRAN




























HASIL DISKUSI

Dari hasil diskusi kelompok kami mendapatkan beberapa pertanyaan yaitu:
1.      Zulfikar elfarosi
Menurut kelompok anda sosiologi itu apa?
Jawab: menurut kelompok kami sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat beserta aspek-aspek yang ada di dalamnya.
2.      Muslehudin
Contoh prilaku tidak sadar yang menguntungkan kesehatan?
Jawab : contoh prilaku tidak sadar yang menguntungkan kesahatan yaitu tidur, tertawa  dan lain-lain.
3.      Mutmakinnah
Kebudayaan dalam asuhan keperawatan itu bagaimana?
Jawab : kebudayaan dalam asuhan keperawatan seperti pada ibu hamil yang tidak boleh makan makanan yang mengandung protein seperti tidak boleh makan telur, ikan, dan belut.  Karena beranggapan bahwa darah nifas akan berbau amis dan tidak boleh makan- makanan yang lainnya yang sebetulnya banyak mengandung zat-zat yang sangat penting bagi bayi  sehingga bayi yang di lahirkan pun mengalami (BBLR).Dan pada bayi yang mengalami BBLR dapat di buat asuhan keperawatan oleh perawat.


























Previous
Next Post »

Translate